"Gini ya. Itu semua kan by demand dan ini adalah PR kita bagaimana menjadikan musik Indonesia diminta oleh orang luar. Sekarang lihat aja deh, begitu ada pekan kebudayaan Indonesia di luar negeri, yang diundang siapa coba?" tanya Tompi ketika dijumpai di Djakarta Theatre XXI, beberapa waktu lalu.
Menurut Tompi kecenderungan, hanya penyanyi-penyanyi tertentu yang diundang di acara pekan kebudayaan tersebut. Selain itu harus ada kedekatan khusus antara sang musisi dengan pemerintah agar bisa mewakili Indonesia.
"Yang diundang orang yang deket sama pak Menteri, yang dekat sama petugas di situ, padahal dia belum tentu representative. Itu ituuuuu aja yang diundang. Padahal yang mau diperkenalkan itu banyak. Makanya yang saya bilang tadi, libatin deh, jangan itu-itu aja. kalau saya bilang, mereka itu melakukan hal yang mereka tidak tahu dan itu suatu kebodohan," ucapnya.
Tompi pun melihat fenomena ini sebagai KKN meski tidak secara langsung. Ia pun memprotes kenapa para musisi lain yang bisa saja lebih bagus tidak diberi kesempatan.
"KKN secara tidak langsung lah. Yang dikirim itu-itu aja kok. Mau musik, mau tari, mau apapun, itu-itu aja yang dikirim. Padahal kita punya banyak dan mungkin lebih bagus, beragam, beda. Maksudnya kalau satu udah dikirim, jangan dikirim lagi. Yang lain dong. Digilir aja. ini yang dikirim ituuuuuu aja," protes Tompi. (kpl/dis/sjw)
kapanlagi.com
Kalau suka, tolong klik "like/suka" di bawah ini: