Curahan Hati Titi DJ - Ovy rif

Kalau suka, share artikel ini:
 
Perasaan dan cinta memang tak bisa direka. Apa yang terlihat di depan mata, bisa jadi berbeda dengan apa yang dirasakan orang lain. Seperti yang dialami oleh pasangan selebriti Titi DJ dan Ovy Rif. Jika selama ini mereka dikenal sebagai pasangan yang klop, namun dengan kabar perpisahan yang tiba-tiba seakan meruntuhkan semua itu. Apa sih yang sebenarnya terjadi di antara mereka?
Bertempat di kantor WGE di Jl. Purworejo, Menteng, pada Selasa (02/08/2011) kemarin, keduanya sepakat untuk mengungkapkan apa yang ada di balik keputusan berat untuk berpisah.
Ovy : Mungkin keputusan ini yang sudah kita diskusikan. Bukan dengan tiba-tiba. Mungkin ada beberapa hal yang sulit, yang tidak dapat kita hindari, harus kita hentikan. Mungkin awal yang kita bayangkan tidak bisa, terutama untuk anak-anak juga, karena kita di sini tidak hanya berdua tapi masing-masing udah bawa anak.Titi : Sangat disayangkan juga sebenarnya, awal bulan puasa ini, cuma kita tidak memilih waktunya. Mungkin kalau bulan puasa ini 2 bulan lagi yah, waktunya juga tetap akan kita laksanakan sekarang. Sangat disayangkan tapi memang ini hasil diskusi panjang kita berdua. Dari diskusi itu kita bersepakat, justru untuk menghormati bulan puasa ini, kita memilih jalan pisah untuk mengetahui sejauh mana kita bisa benar-benar berpikir dengan jernih. Karena ketika memilih keluar dari rumah pun tujuannya untuk berpikir dengan jernih, dengan tenang, tanpa ada gangguan dari mana-mana. Justru kita bisa lebih khusuk beribadah masing-masing, dengan pihak masing-masing dan mudah-mudahan setelah bulan puasa kita bisa mengambil keputusan dengan tepat, memang kebetulan saja di bulan suci ini.Sepertinya kalau setiap masalah, setiap problem, yang terjadi dalam rumah tangga kita, kita kasih tahu ke khalayak ramai, tidak patut. Nah, kalau berkesan 'kok mendadak?' atau 'kok tiba-tiba?', ini adalah hasil dari diskusi panjang, usaha panjang, pemikiran yang panjang serta tidak serta merta seketika kita putuskan ini. Tapi justru ini adalah akumulasi dari beberapa kejadian yang tidak bisa kita share. Kan lucu sekali kalau kita punya masalah, kita share. Kita gak mau gitu. Kalau kesannya seperti mendadak, yah memang kesannya seperti itu, tapi tidak begitu.
Bagaimana dengan anak-anak?Ovy : Mengenai anak-anak, sebetulnya ini memang hubungannya memang jelas ke anak-anak sendiri. Seperti yang saya bilang tadi, ceritanya memang akan berbeda kalau kita sama-sama punya anak. Kalau kita cuma berdua mungkin akan jauh berbeda ceritanya. Tapi karena kita punya anak-anak yang sudah menjadi tanggung jawab kita dan kita berusaha selama ini untuk menyatukan mereka. Tapi ada juga cara-cara yang tidak bisa diubah karena umur anak-anak juga yang cukup pengaruh. Kan mereka bukan anak-anak balita yang mudah beradaptasi dengan hal-hal baru. Ada hal yang mereka jalani sekian tahun yang tidak bisa diubah dan ini jelas ada hubungannya sama anak-anak juga. Dan ini pun mereka rasakan. Justru dari situ awalnya. Jadi anak-anak pun waktu kita jelaskan sama mereka, 'Ini keluarga kita seperti ini, kondisi kita seperti ini dan kita sepertinya harus mengambil keputusan.' Jadi kita omongkan, diskusikan sama mereka tapi mereka pun tidak mengeluarkan pendapat seperti 'Jangan dong' karena mereka cukup mengerti. Cukup menerima karena mereka rasakan sendiri.Titi : Yah begitu juga anak-anak saya. Pasti saya selalu bercerita. Selalu memberi tahu kondisi dan situasi apa yang sedang terjadi walaupun mereka tidak berpendapat banyak tapi saya tahu dari raut muka, sikap dan gesture, pasti mereka ingin semuanya baik-baik saja. Jadi waktu saya cerita juga, mereka yang oke terus mereka datang ke saya dan peluk saya. Itu bagi saya suatu pengertian dari mereka tanpa mereka mengucapkan langsung. Itu yang penting, pengertian mereka.
Minggu lalu. Saya sebelumnya punya kekhawatiran tersendiri gitu. Kita akan bersitegang atau kita akan melewati ini dengan ketegangan. Kalau sedih pasti saya akan sedih, tapi ternyata, karena buat kita berdua di sini, yang terpenting anak-anak jadi kita harus bersikap sedewasa mungkin. Kita harus bersikap sedingin mungkin. Dingin dalam arti kata kita harus melihat ini dengan jernih tanpa harus emosi yang berbicara, tanpa harus ada ketegangan dan surprisely, yang membuat saya terkejut, adalah kita bisa membicarakan ini justru dengan tenang dengan saling pengertian.
Ovy Rif - Titi DJ di kantor WGE
Ovy : Kita harus melalui ini dengan saling support karena ini juga bukan hal yang mudah. Tetapi ini hal yang menyedihkan, tapi dengan apa yang sudah kita pikirkan dan kita diskusikan bersama-sama, ini adalah yang terbaik terutama untuk anak-anak juga. Kita juga tidak mau egois memikirkan perasaan masing-masing. Akhirnya kita harus saling mendukung agar kita saling kuat.Titi : Kita udah, apa namanya yah, bentuk gengsi atau bentuk lainnya yang sepertinya hanya memikirkan diri sendiri, sudah kita kesampingkan jauh-jauh. Jadi untuk suatu keputusan yang besar seperti ini, yang sulit seperti ini, mungkin sudah tidak pantas lagi kalau kita mikirin gengsi mikirin ego.Sulit yah mungkin kalau orang berpendapat seperti kita juga, misalnya suka memberikan pendapat kepada masalah orang lain, kadang-kadang kita yang lebih tahu kan dari mereka kan, 'Nih orang mestinya begini, mestinya begitu', begitu juga orang.
Bagaimana menghadapi pandangan orang tentang perpisahan ini?Ovy : Tapi memang benar, di dunia, kita tidak bisa pungkiri yah, salah satunya mungkin di Indonesia, kita alami sendiri di sini. Mungkin banyak sekali orang-orang yang mungkin suci atau orang pintar, yang paling benar, banyak tahu, padahal sebenarnya mereka belum mengalami yang kita alami. Mereka cuma bisa melihat dari jauh apa yang mereka lihat, lalu berkomentar, tapi kita lah yang menjalani, yang merasakan, dan kita yang pikirkan dan harus mengambil langkah. Kita harus terima akan adanya orang-orang seperti itu. Jadi kita jalani aja yang terbaik.Titi : Kita menyadari pasti media akan menyerbu kita dengan masing-masing pertanyaan di kepala mereka. Dengan cerita di kepala mereka. Mungkin dengan asumsi-asumsi di kepala mereka. Bukan hanya media tapi fans, penggemar kita, siapa pun itu kita tidak menampik itu akan terjadi. Memang sudah menjadi kebiasaan, gitu yah di sini, bahwa ada yang menggugat, tidak ada yang digugat. Jadi kita pun bersepakat, kita sudah memberi tahu kepada lawyers kita bahwa tidak ada yang menggugat dan tidak ada yang digugat tapi kita berdua sama-sama bersepakat untuk berpisah. Tapi nanti setelah bulan Ramadhan yah. Kalau saat ini langkah kita adalah tenang dulu, sama-sama berpikir dengan baik, langkah apa yang akan kita ambil setelah ini. Kebetulan lawyers kita pun sangat kooperatif. Tapi maaf untuk saat ini beliau minta untuk jangan dulu diumumkan siapa. Belum tepat waktunya, itu saja yang bisa kita kasih tahu.
Apakah ada hubungannya dengan financial?Titi : Gak ada hubungannya. Buat saya sih gak ada hubungannya dengan financial karena saat kita bertemu dulu juga kita udah masing-masing tahu kita siapa.Kalau mengharapkan sama, itu gak akan mungkin juga, tapi yang pasti saya sayang Axel. Saya bangga dengan mereka. Malah Axel yang sudah bisa merealisasikan hidupnya dan Keisha yang apa yah, dia punya talent gitu dan pintar di sekolahnya dan mereka juga sangat-sangat menahan diri kalau misalnya di rumah gitu. Mereka ngerti saya kalau saya marah, jadi rasa sayang itu gak akan hilang karena mereka pernah sama-sama dengan saya satu rumah.

http://id.omg.yahoo.com/news/curahan-hati-titi-dj-ovy-rif-111500482.html
Kalau suka, tolong klik "like/suka" di bawah ini:
Kalau suka, share artikel ini: