Seniman Amerika Mengklaim Wajah Asli Yesus

Kalau suka, share artikel ini:
Tim seniman grafis Amerika Serikat mengklaim telah berhasil merekayasa ulang wajah Yesus Kristus dengan menggunakan teknologi digital. Gambar ini terbentuk berdasarkan informasi dan bercak darah yang terdapat pada kain kafan Turin yang kemudian diterjemahkan ke gambar tiga dimensi.


Dalam program khusus televisi History Channel selama dua jam yang ditayangkan di Amerika Serikat, beberapa seniman grafis memaparkan gambar wajah Yesus secara lengkap. Keterangan ini mengejutkan sejumlah pemirsa televisi karena History Channel menyebut gambar itu tidak mirip dengan versi gambar Yesus yang selama ini beredar.

Seniman grafis, Ray Downing, Presiden Studio Macbeth, menerangkan, "Kami 'mengangkat' bercak darah itu serta 'menuangkannya' ke dalam kanvas komputer sehingga terekspos gambar yang dapat diperhatikan saat ini dengan latar transparan."

Menurut Ray Downing, gambar yang beredar selama ini bisa tampak berbeda dari gambar hasil rekayasa yang disusun bersama timnya karena kondisi kain kafan Turin berada dalam posisi membungkus dan bukan terbentang di atas jenazah sehingga bercak darah yang berasal dari wajah Yesus seusai disalib membekas di kain kafan tidak sesuai dengan konstruksi wajah aslinya.

Kain kafan kuno Turin memuat impresi yang mulai pudar dari bagian depan dan belakang sesosok jenazah lengkap dengan noda darah, lumpur, serta air. Proyek pengungkapan gambar rekayasa ulang dari kain kafan ini berlangsung selama setahun dengan melibatkan satu tim seniman grafis yang mengandalkan teknologi terbaru untuk memproduksi gambar lewat komputer.

"Saya mendapatkan banyak informasi mengenai wajah itu dan saya yakin gambar rekayasa ini sangat mendekati akurasi wajah sesungguhnya," kata Downing yang mengklaim teknik rekayasa gambar komputernya itu dapat mengungkap substansi yang terbentuk dari noda yang ada pada kain kafan sehingga memampukannya untuk melihat pertama kali wajah Yesus.

Downing juga bertekad menjelaskan proses terbentuknya gambar noda di kain kafan ini. "Saya akan menyingkap apa yang sebenarnya mungkin terjadi dengan kain kafan itu 2.000 tahun lalu."


KOMPAS.com
Kalau suka, tolong klik "like/suka" di bawah ini:
Kalau suka, share artikel ini: