Nasib Buruk Timpa Jackie Chan?
Karir barunya di antaranya bekerja sebagai propagandis rezim komunis China
Jackie Chan menjadi bintang terkenal di seluruh dunia untuk film yang menggabungkan adegan kung fu dengan komedi. Dalam beberapa tahun terakhir, Chan telah menggunakan ketenarannya untuk mempromosikan Partai Komunis China (PKC) dan kini telah mengalami serangkaian nasib buruk.
Chan seorang warga negara Hong Kong, popularitasnya anjlok pada Agustus 2010 setelah dia menanggapi delapan wisatawan Hong Kong yang disandera dan dibunuh dalam sebuah pembajakan bus wisata di Manila, Filipina.
Berbicara sebagai Duta Wisata Hong Kong, Chan mengatakan di Twitter, “Hal-hal semacam ini selalu terjadi di seluruh dunia.” Satu lagi tweetsnya berkata, “Hong Kong bangsa yang dibangun oleh banyak orang yang berbeda … jangan khawatir! Kami tidak benci!”
Pernyataan yang tidak biasa Chan membuat banyak warga Hong Kong marah. Mereka memanggilnya ‘berdarah dingin’ dan ‘Memalukan Hong Kong.’ Beberapa bahkan menduga Chan membantu Filipina karena kepentingan bisnis. Chan menulis dalam blog-nya pada 16 Agustus 2006, bahwa ia telah memulai bisnis lokal dan telah diterima dan dijamu seorang pejabat peringkat tinggi di sana.
Sekitar 20 hari sebelumnya film baru Chan ‘Karate Kid’ anjlok di Hong Kong, dengan pendapatan hanya 690.000 dolar Hong Kong (89,000 dolar AS) dalam empat hari pertama peluncurannya. Film ‘The Emerald and The Pearl,’ yang dirilis pada hari yang sama juga bernasib sama.
Tidak lama sebelum peluncuran ‘Karate Kid,’ pada pertengahan Juli 2010, Chan juga kena tamparan karena mendukung Bawang, pembuat shampoo herbal terbesar di China. Shampoo ini disinyalir memiliki kandungan karsinogen 1,4-dioxane. Chan membantah, “Tidak ada penambahan zat kimia,” pernyataan ini menjadi sesuatu lelucon di Internet.
Seorang netizen meneliti lebih jauh mencatat semua merek yang telah didukung oleh Chan dan kemudian mengalami berbagai masalah, menyimpulkan bahwa “semua produk China yang didukung Jackie Chan ditakdirkan untuk gagal.”
Keterlibatan di China Daratan
Citra dan popularitas Chan mulai menurun setelah ia menggeser fokus bisnisnya ke China daratan pada tahun 2005.
Dalam rangka mengembangkan kelancaran usahanya di sana, Chan belajar bagaimana bekerja sama dengan PKC, sedangkan PKC juga menemukan popularitas Chan berguna untuk mempromosikan PKC sendiri.
Kerjasama ini dimulai sejak Oktober 2000, ketika Chan menjadi duta pertama untuk tawaran Olimpiade Beijing. Selanjutnya, dia syuting video promosi, menghadiri upacara pengumuman logo Olimpiade Beijing, dan bergabung dalam sensasi promosi awal hitungan mundur 1.000 hari untuk Olimpiade.
Setelah Beijing terpilih sebagai tuan rumah Olimpiade tahun 2008, Chan secara aktif terlibat dalam beberapa promosi, merekam lagu–lagu yang mendukung penghitungan mundur satu tahun Olimpiade Beijing dan lagu lain yang menghitung mundur 100 hari terakhir Olimpiade, dan salah satu selebriti dipilih untuk menyanyikan lagu terakhir pada upacara penutupan.
Chan pada beberapa kesempatan membela kediktatoran politik Beijing. Chan adalah salah satu dari mereka yang terpilih untuk membawa obor Olimpiade dalam estafet obor Olimpiade dan mengkritik orang-orang yang berusaha mengganggu arak-arakan atas pelanggaran hak asasi manusia di China. Chen mengatakan, “Mereka melakukannya tanpa alasan. Mereka hanya ingin pamer di TV.”
Pada 18 April 2009, saat diskusi panel pada Forum Boao tahunan untuk Asia, Chan berkata: “Jika Anda terlalu bebas, Anda seperti Hong Kong sekarang. Ini sangat kacau. Taiwan juga kacau.”
“Saya secara berangsur-angsur mulai merasa bahwa China perlu untuk dikontrol. Jika kita tidak dikontrol, kita akan melakukan apa yang kita inginkan,” katanya.
Propaganda Rezim
Pujian Chan terhadap rezim Komunis China menjadi nyata pada 28 Februari 2009 ketika ia merilis lagu ‘Nation’ dalam perayaan ulang tahun ke-60 berdirinya PKC.
Lirik untuk ‘Nation’ paduan cinta orang-orang China untuk China dengan cinta bagi PKC, dan sekarang kekuasaan PKC mewakili keinginan rakyat China.
Lirik tertulis: “Keluarga adalah negara terkecil, negara ini terdiri dari puluhan ribu keluarga.” laporan Xinhua mengatakan lagu itu “mengungkapkan cinta bangsa bagi rakyat dan kecintaan rakyat untuk bangsa ” dan “ada gema harmonis antara bangsa dan kasih sayang seorang keluarga.”
Chan dalang proyek dari perencanaan sampai pengelolaan sumber daya. Dia menyanyikan lagu ‘Nation’ dengan penyanyi wanita Liu Yuanyuan, yang dijuluki ‘The Red Flag Singer.’ Ia terkenal karena menyanyikan lagu-lagu referensi rezim komunis sebagai ‘irama zaman.’
Sebuah wawancara eksklusif pada 22 April 2009 diterbitkan oleh Xinhua terungkap tentang bagaimana ia memimpin tim produksi untuk lagu ini. Xinhua dan Sina.com juga membuat halaman web resmi untuk ‘Nation’ yang sangat tidak biasa.
Pada 2010 Chan lebih lanjut memegang peran propagandis untuk rezim komunis China dengan investasi 200 juta yuan (30 juta dolar AS) untuk pembuatan kembali opera dari Revolusi Kebudayaan yang disebut, ‘Taking Tiger Mountain by Strategy.’ Cerita ini, awalnya disetujui untuk pertunjukkan oleh istri Mao, adalah karya propaganda politik rezim yang memuja Tentara Pembebasan Rakyat
Chan dikatakan percaya pada Buddhisme, dan jika demikian, ia harus percaya pada adanya hukum karma. Saat ia melihat kembali indikasi nasib buruknya belakangan ini, ia dapat mempertimbangkan bahwa hukum karma sedang terjadi.
Belakangan ini, banyak orang yang telah mempromosikan partai komunis China, baik di China dan di Barat, telah dihadapkan kepada nasib buruk.
Kalau suka, tolong klik "like/suka" di bawah ini: