KPI: Segera Hentikan Iklan Tong Fang di Televisi

Kalau suka, share artikel ini:
Narayana 734Usai mengirimkan surat teguran kepada dua televisi swasta, tvOne dan RCTI, Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) meminta kepada seluruh stasiun TV agar segera menghentikan iklan Tong Fang dan sejenisnya.

Meski demikian, tayangan bisa dikembalikan jika seluruh stasiun TV melakukan proses pengeditan terhadap iklan Tong Fang. Yakni dengan memotong gambar yang memperlihatkan testimoni dari para pasien pengobatan tradisional ala China tersebut.

"Kita berikan berupa sanksi administrasi, tingkatan berupa penghentian sementara. Iklan harus segera dihentikan dan bisa ditayangkan lagi kalau sudah diperbaiki," kata Wakil ketua Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Pusat, Nina Mutmainnah Armando kepada merdeka.com, Kamis (9/8).

Menurut Nina, keputusan ini diambil setelah menerima analisis dari Persatuan Perusahaan Periklanan Indonesia (P3I). Analisa itu menyebutkan, adanya pelanggaran dari tayangan iklan Tong Fang. Tak hanya itu, KPI juga menerima banyak pengaduan dari komunitas hingga Konsili Kedokteran Indonesia dan Alumni FKUI.

"Saya mendapat email, milis dan diskusi kelompok kedokteran yang bicara, dampak itu telah terjadi dominan kalau tampil di siaran. Kami sudah terima surat BP3I yang menyatakan hal sama serta dukungan dari IDI dan pelanggaran itu jelas sekali," tandasnya.

Saat ini, KPI masih melakukan penyisiran terhadap sejumlah stasiun TV lainnya yang masih menayangkan iklan serupa. Namun, hasil sementara hanya memperlihatkan hanya dua stasiun TV.

"Dulu kami sudah kirim himbauan untuk di edit dan itu tampaknya tidak dijalankan, kami dulu himbauan sekarang teguran," ungkapnya.

Jika masih ditemukan ada penayangan iklan sejenis, terutama menayangkan testimoni dari pasa pasien. Maka KPI akan meningkatkan jenis sanksinya dari teguran menjadi sanksi administratif. Yakni, berupa rapor merah terhadap stasiun TV yang bersangkutan.

"Saya rasa stasiun TV harus lihat, perbincangan di mana-mana, keluhan kedokteran banyak sekali. Ada beberapa cerita tentang dampak iklan-iklan tersebut yang sudah dinyatakan, diperbincangkan, ini sudah meresahkan," pungkasnya. (merdeka.com)
Kalau suka, tolong klik "like/suka" di bawah ini:
Kalau suka, share artikel ini: