Paniki (kelelawar) dimasak bumbu woku |
Narayana 734 - Jalan-jalan ke Sulawesi Utara, tidak lengkap rasanya kalau belum mengunjungi Tomohon. Sekilas, daerah Tomohon mirip dengan Puncak-Bogor. Jalannya yang menanjak, berkelok-kelok,dan juga udaranya yang sejuk.
Dikenal sebagai Kota Bunga, di sepanjang jalan Tomohon baik sisi kanan mau pun kiri terdapat rumah Makan atau tempat persinggahan. Hanya saja, pemandangannya didominasi oleh pohon kelapa-pohon kelapa.
Begitu memasuki rumah makan , saya langsung disambut oleh pemiliknya sendiri, Anna Karinda. Kemudian, hidangan-hidangan khas Tomohon disajikan di meja saya. Ada paniki (kelelawar) yang dimasak woku, babi hutan, tikus goreng, RW (anjing) dan tidak lupa nasi bungkus (di Jawa kita kenal dengan lontong).
Wow, ada tikus juga. Bagi sebagian orang, pasti tidak pernah membayangkan untuk menyantap tikus. Tetapi tidak bagi masyarakat Tomohon. Daging tikus adalah salah satu santapan lezat yang disukai masyarakat.
Jangan khawatir, tikus yang dimasak juga bukan tikus yang sering berkeliaran di dalam rumah. Namun, jenis tikus sawah atau tikus hutan yang bentuknya lebih besar. Kata orang, rasa daging tikus tidak kalah enak dengan daging babi.
Makanan-makanan ini semuanya menarik untuk dicoba. Tetapi saya memilih untuk memakan sup brenebon saja, karena belum terlalu lapar. Sup yang berisi kacang merah ini memang sangat cocok dimakan selagi hangat di tengah dinginnya udara Tomohon.
Kecuali tikus, harga per porsinya rata-rata Rp 35.000. Sedangkan, tikus goreng sedikit mahal, seharga Rp 60.000 per porsi, mungkin karena agak susah mendapatkannya.
Nah, buat yang mempunyai lidah adventurer, berwisata kuliner ke Tomohon menarik untuk dicoba....
Kompas.com
Kalau suka, tolong klik "like/suka" di bawah ini: