Kapal pesiar mewah Costa Concordia karam setelah menabrak batu karang di lepas pantai Tuscan, Italia, Sabtu (14/1/2012) malam. |
Dari catatan PT Meranti Magsaysay, sebuah perusahaan yang melakukan rekruitmen terhadap pekerja kapal pesiar mewah, setidaknya hampir ratusan orang memasukkan lamaran kerja. Pekerjaan yang dilamar pun beragam, mulai dari cleaning service, tukang cuci piring, hingga executive chef.
Menurut Recruitmen Head PT Meranti Magsaysay, Rumata Siregar, dalam sehari pihaknya menerima 30 hingga 40 orang pelamar. Mereka memasukkan lamarannya melalui email (surat elektronik) ataupun datang langsung ke tempat untuk wawancara.
Nantinya para pelamar akan dipekerjakan di berbagai kapal pesiar mewah seperti Costa Concordia dari Italia, Aida dari Jerman, Princess Cruise dari USA dan P and O Cruises dari Inggris. "Rata-rata 30 sampai 40 orang yang daftar ke sini. Kalau kami pasang iklan di koran, jumlah pelamar mencapai 70 orang," ujar Rumata, di Jakarta, Senin(16/1).
Rumata menjelaskan persyaratan untuk bekerja di kapal pesiar cukup mudah. Minimal lulusan SMIP (Sekolah Menengah Ilmu Pariwisata) atau Akademi Pariwisata, dan mampu berbahasa Inggris secara aktif.
Pelamar yang memenuhi syarat administratif akan dipanggil untuk menjalani tes tertulis, tes kesehatan, dan wawancara. Sistem kerja yang diterapkan, kata Rumata, melalui mekanisme kontrak. Pelamar yang diterima dikontrak 6-10 bulan. Jika masa kontrak habis, bisa dilakukan perpanjangan.
Pelamar yang memenuhi syarat administratif akan dipanggil untuk menjalani tes tertulis, tes kesehatan, dan wawancara. Sistem kerja yang diterapkan, kata Rumata, melalui mekanisme kontrak. Pelamar yang diterima dikontrak 6-10 bulan. Jika masa kontrak habis, bisa dilakukan perpanjangan.
"Paspor dan visa merupakan tanggungan pelamar. Namun kalau nantinya dipulangkan, manajemen kapal yang menanggung ongkos kembali transportasi ke Indonesia,"jelasnya.
Gaji para pekerja di kapal pesiar boleh dibilang besar. Sekelas pencuci piring atau cleaning service digaji 525 dolar AS (setara Rp 4,5 juta) per bulan. Sedangkan chef ataupun executive chef 2.000-3.200 dolar (Rp 17 juta-Rp 27,2 juta). Apabila kapal tidak berlayar para pekerja pun tetap digaji.
"Tertinggi untuk executive chef, yakni 3.200 US Dollar,"jelasnya.
"Tertinggi untuk executive chef, yakni 3.200 US Dollar,"jelasnya.
Menurut Rumata, sebelum diberangkatkan ke kapal pesiar yang sudah ditunjuk, biasanya para pekerja akan diberi pendidikan selama tiga bulan. Pihak PT. Meranti Magsaysay juga menyediakan fasilitas pendidikan tersebut. Para pekerja juga mendapatkan asuransi.
Meski menggiurkan dalam hal pendapatan, namun jangan harap mereka yang berlatar belakang pendidikan selain pariwisata dan perhotelan dapat bekerja di kapal pesiar. "Untuk lulusan selain pariwisata atau perhotelan sepertinya tidak bisa,"jelasnya.
Kendala bahasa
Jajang, resepsionis di kantor PT Meranti Magsaysay mengatakan dalam sehari bisa 40 orang datang membawa surat lamaran. Kebanyakan para pencari kerja di kapal pesiar mewah itu sebagian besar laki-laki.
Berdasarkan pengakuan para pekerja kapal pesiar mewah terikat banyak aturan. Pekerja dilarang sembarangan bersikap, dilarang merokol selama bekerja, bahkan tidak boleh menerima tips.
Seorang pelamar yang enggan disebutkan namanya mengaku sangat ingin bekerja di kapal pesiar mewah. Pria lulusan SMIP di Jakarta ini mengaku nekat melamar meski tidak memiliki kemampuan bahasa Inggris aktif. Sebenarnya ia hanya ingin mendapatkan gaji lumayan besar dan bepergian ke luar negeri.
Pelamar lainnya mengatakan seorang temannya yang berasal dari sebuah akademi pariwisata sudah terlebih dahulu bekerja di kapal pesiar mewah.Mendapatkan banyak cerita menarik dan mengasyikkan ia kemudian tertarik memasukkan lamaran ke PT Meranti Magsaysay.
"Tadi saya wawancara. Saya nggak terlalu mengerti bahasa Inggris. Nggak tahu diterima atau tidak," katanya.
"Tadi saya wawancara. Saya nggak terlalu mengerti bahasa Inggris. Nggak tahu diterima atau tidak," katanya.
Pria berambut agak gondrong itu mengaku sudah mendengar kabar kandasnya kapal Costa Concordia. Namun ia mengaku tidak takut. "Namanya musibah, nggak ada yang tahu kan," katanya.
Seorang pelamar dari Sumatera Utara mengatakan diberitahu temannya yang telah bekerja di kapal pesiar mengenai kendala yang bakal dihadapi. "Mereka sudah dua sampai tiga tahun bekerja di kapal pesiar. Bagi pekerja baru, tantangan terbesar yaitu kebosanan," katanya. (wil)
TRIBUNNEWS.COM
Kalau suka, tolong klik "like/suka" di bawah ini: