Narayana 734 - BYRON MORENO adalah wasit terbaik Ekuador. Lugas, dingin, dan tak mudah goyah. Karena itu, ketika Federation Internationale des Football Association (FIFA) meminta Federasi Sepakbola Ekuador (FEF) menugaskan seorang wasit untuk putaran final Piala Dunia 2002 di Jepang/Korsel, Moreno-lah yang menjadi pilihan.
Tak banyak yang mengenal Byron Moreno sebelumnya. Bahkan meskipun setelah dia memimpin sejumlah pertandingan penting kelas dunia. Tetapi hari itu, Selasa 18 Juni 2002 pukul 18.30 WIB di Daejeon -dalam sebuah pertandingan perdelapanfinal antara tuan rumah Korsel versus Italia- nama Moreno menjadi amat terkenal. Francesco Totti diusir dari lapangan. Gol Damiano Tommassi dianulir atas alasan offside, dan tuan rumah Korsel melenggang ke delapan besar berkat golden goal Ahn Jung-hwan. Gli Azzurri pun menangis, merasa mereka kalah bukan oleh tuan rumah, tetapi akibat pelintiran wasit.
Tetapi Moreno dibela -tentu saja- sebagian besar oleh orang-orang Korsel, FIFA, dan juga pendukung tim tuan rumah itu. Guus Hiddink yang menjadi tukang poles Ahn Jung-hwan dkk bahkan meminta orang-orang Italia legawa dan menerima kenyataan bahwa mereka memang kalah. ”Itu lebih terhormat,” tegas Hiddink kala itu. Waktu berjalan, dan kontroversi tersebut dengan cepat terkubur. Pertanyaan tentang siapa yang hebat: Korea, Italia, atau Moreno pelan-pelan juga tergusur dari ingatan.
Namun empat bulan kemudian -Minggu 8 September 2002- Moreno menyeruak lagi. Tentu dengan kejutan yang lebih besar. Sebagai wasit ”kaliber” versi FEF, hari itu dia ditugaskan untuk memimpin partai penting di Liga Ekuador: tuan rumah Liga de Quito menjamu Barcelona Guayaquil.
Byron Moreno (kanan) |
Ketika itu, sampai waktu pertandingan hampir habis, skor masih 2-3 untuk kemenangan tim tamu Barcelona Guayaquil. Moreno lantas memberi tanda ke asisten wasit agar ada injury time selama enam menit. Asisten wasit pun mengangkat board time, memberitahu tim yang bertanding, ofisial, penonton, dan pemirsa televisi, ada enam menit lagi waktu tambahan.
Apa istimewanya dari injury time itu? Tak ada, semua wajar. Karena memang banyak pelanggaran yang terjadi dalam salah satu pertandingan paling kasar di Liga Ekuador tersebut.
Namun, Moreno memang penuh kontroversi. Meskipun dia telah memberitahu asisten wasit bahwa waktu tambah cuma enam menit, tapi yang dia laksanakan di lapangan adalah: 13 menit! Rekor injury time terlama di dunia.
Dan buah dari ”ulah” Moreno itu, tuan rumah mencetak dua gol tambahan pada menit ke-98 dan 101 -atau menit ke-8 dan 11 injury time- sehingga Quito berbalik menang 4-3. Barcelona tersingkir. Moreno dihukum tak boleh memimpin pertandingan selama 20 kali oleh bos FEF Luis Chiriboga. Siapakah yang hebat: Korsel, Italia, atau Moreno-kah?
Kalau suka, tolong klik "like/suka" di bawah ini: