Di Rutan, Dewi Perssik Sudah Pakai Bra

Kalau suka, share artikel ini:
Narayana 734 - 13 Februari 2014 silam, Dewi Perssik terbungkus daster saat dijemput paksa enam petugas Kejari Jakarta Timur. Meski berbaju tidur, tapi saat itu ia tidak memakai bra …

Berita tentang penjemputan (paksa) Depe — sebutan untuk Dewi Murya Agung, alias Dewi Perssik — melambung tinggi pada 13 Februari itu. ‘Rating’ Dewi mungkin setara dengan Wawan, adik Ratu Atut, yang dikabarkan mengalirkan uang dalam jumlah besar ke sejumlah selebriti. Saking pentingnya Dewi Perssik, sampai-sampai tvOne melakukan siaran langsung rombongan Kejari ke rumah Dewi, seolah Dewi Perssik adalah Imelda Marcos.

Dan lakon sensasional itu pun perlahan-lahan bergulir. Gelinding bola salju tidak saja membuat Dewi menjadi ‘bintang’, melainkan juga berimbas pada pendomplengan popularitas orang-orang lain, selebriti yang ada sangkut pautnya dengan Dewi, maupun sekadar “orang yang tak ada relevansinya” namun ditodong pertanyaan oleh jurnalis dan kemudian nama, foto, dan komentarnya nongol di media massa.

Sebut saja Andi Soraya. Semestinya istri Rudy Sutopo ini tak ada kaitannya dengan vonis tiga bulan penjara terhadap Dewi. Namun karena ia pernah bersitegang dengan Dewi pada 2008 tatkala syuting film Kutunggu Jandamu, maka ia seolah berhak untuk komentar bahwa Dewi itu kekanak-kanakan. Selebriti, apalagi yang telah lama tidak berkiprah di jagat hiburan juga ingin sesekali dimediakan, kok, apalagi kebetulan ada wartawan yang mewawancarainya …

Lalu Ian Kasela. Vokalis grup Radja ini juga turut berkomentar, ia mengaku prihatin atas nasib yang menimpa Dewi Perssik. Tapi, berbeda dengan Andi Soraya yang kasusnya sudah baheula, Ian agak lebih hangat lantaran perseteruannya dengan Dewi di pembikinan video klip Radja baru terjadi November tahun lalu. Toh tetap saja ini bisa dianggap ‘menumpang’. Lebih-lebih Ian mengaku akan membawa personel Radja untuk beramai-ramai membezuk Dewi di Rutan Pondok Bambu, di mana nanti pasti banyak wartawan meliputnya.

Saipul Jamil lain lagi. Bekas suami Dewi ini begitu banyak ragam komentarnya tentang Dewi Perssik terkait dipenjarakannya mantan istrinya tersebut, dari mulai mengaku sedih, prihatin, mendukung moril, hingga mendorong Dewi untuk menggugat Shanker RS, pemilik Indika Entertainment, PH yang memroduksi film Arwah Goyang Karawang (Arwah Goyang Jupe Depe), film asal muasal Dewi Perssik dan Julia Perez cakar-cakaran yang berbuntut penjara bagi Julia dan Dewi.

Bang Ipul tampaknya memang relevan untuk berkomentar, dengan garansi namanya seringkali dikorankan. Hanya saja, pria yang batal menyalonkan diri menjadi Wakil Walkota Serang ini terkesan ember. Komentarnya lambat laun bisa secerewet Farhat Abbas bila ia tidak membuat filter di lidahnya.

Lain pula Julia Perez. Pacar Gaston Castano ini memang sangat relevan untuk menyanggupi wawancara dengan jurnalis. Maklum, ia salah satu narasumber penting dalam kaitan dibuinya Dewi. Dan pintarnya, Julia tak banyak memberi statement karena mungkin saja ia membatasi diri agar tak ceriwis karena bisa saja pendukung Dewi kalap dibuatnya.

Pendek kata, Dewi Perssik ‘menciptakan rezeki’ lain sejak petang saat ia menunggang Jaguar-nya menuju Kejari (yang konon sempat tanpa kutang itu) setelah menolak diangkut mobl petugas, hingga hari ini. Bahkan mungkin sampai tiga bulan mendatang saat ia meringkuk di penjara.

Di dalam terali besi, Dewi bahkan tetap saja bisa menciptakan sensasi lain, tanpa perlu melakukan adegan ciuman dengan Robby Shine dalam film Bangkit dari Lumpur, atau adegan serupa dengan Indra Brugman dalam film Tiran. Cukup berita hot itu diucapkan oleh ibundanya mengenai Dewi yang cukup akur dengan belasan napi lain dalam selnya, dan bahkan ada fasilitas pijat yang membuat Dewi nyaman. Saat dipijat itu tentu saja Dewi sudah memakai bra …

Tiga bulan dalam bui — mungkin ada korting hukuman — ibarat cuti bagi Dewi dari gebyar hiburan. Atau meminjam istilah Dewi Perssik, ia ibarat puasa dari peredaran keartisan. Saya, dan mungkin berjuta orang lain berharap, hotel prodeo menciptakan Dewi menjadi ujud yang berbeda. Menjadi manusia yang lebih dewasa tanpa perlu mabuk publikasi.

Cambuk mungkin membuat perih, tetapi cambuk juga bisa memotivasi seseorang untuk menghibur masyarakat dengan sebaik-baiknya itikhad.

Kompasiana
Kalau suka, tolong klik "like/suka" di bawah ini:
Kalau suka, share artikel ini: