4 Fakta Industri Film Dewasa di Jepang Yang Tak Banyak Diketahui Penontonnya

Kalau suka, share artikel ini:
Narayana 734 - Berbeda dengan Indonesia yang masih menganggap tabu hiburan yang berbau dewasa, Jepang justru sebaliknya. Siapa pun bebas mengakses film-film yang hanya layak ditonton oleh orang dewasa tersebut, bahkan memproduksinya secara massal.

Ada beberapa Industri besar yang memproduksi film semacam itu. Dan faktanya, para pengusaha tersebut juga tak bisa seenaknya membuat adegan demi adegan, ada beberapa aturan dan teknik yang harus diterapkan selama proses pengambilan gambar. Penasaran dengan apa yang ada dibalik layar film-film Jepang? Berikut ini informasi selengkapnya.

1. Manipulasi Adegan Bercinta

Film yang memiliki alur dan berdurasi lebih panjang tentu lebih diminati, daripada potongan-potongan video amatiran yang langsung menampilkan adegan hubungan layaknya suami-istri tanpa ada ceritanya, yang dijadikan tema pun beragam, mulai dari adegan di rumah, hingga adegan pemaksaan di luar ruangan.
Manipulasi Adegan Bercinta [imagesource]
Tahukah Anda bahwa semua yang terekam dalam film tersebut merupakan rekaan? Termasuk juga orang awam yang ada dalam film tersebut yang sebenarnya adalah seorang figuran. Tak hanya itu, suara suara yang dikeluarkan pemerannya merupakan rekaan dan dibuat-buat agar suasanya terasa lebih menggairahkan. Dengan kata lain, apa yang Anda lihat di sana belum tentu akan sama dengan yang terjadi di dunia nyata.

2. Bisa Tahan Lama

Jangan percaya dengan kemampuan hebat para pemeran utama film dewasa Jepang, baik pria maupun wanita saat berada di atas ranjang. Kebanyakan film dewasa di negara ini akan menyuguhkan pemeran utama yang bisa bertahan hingga berjam-jam saat bercinta dengan pasangannya.
Bisa Tahan Lama [imagesource]
Sebenarnya itu tidak benar, faktanya para kru film merekamnya per frame kemudian menggabungkan hingga menjadi film utuh berdurasi panjang. Sebagian besar teknik pengambilan gambarnya hampir sama dengan pembuatan film pada umumnya.

3. Walaupun Dilegalkan tapi Kasus Pemerkosaan Rendah

Masyarakat Jepang sangat menjunjung tinggi baik kedisiplinan maupun moral, sehingga walaupun industri hiburan untuk konsumsi orang dewasa dilegalkan, kejahatan seperti pemerkosaan jarang ditemui di Jepang. Karena orang yang nekat melakukannya selain mendapat ancaman berupa hukuman, juga akan dianggap sebagai orang gila.
Film dewasa Jepang dilegalkan [imagesource]
Sangat berbeda dengan Indonesia, kasus pemerkosaannya juga sebanding dengan penyebaran film-film hingga rekaman syur yang tersebar sembarangan di media. Bahkan jenis film dewasa bergenre Jepang menjadi salah satu yang diminati di Indonesia.

4. Juga Harus di Sensor

Jepang juga memiliki aturan dalam membatasi industri semacam ini, salah satunya adalah diterapkannya aturan bahwa semua gambar yang menampilkan adegan ranjang harus disensor. Sanksinya juga tak bisa dianggap remeh, jika sampai melanggarnya yang paling berat adalah ancaman kurungan penjara dan penutupan perusahaan.
Sensor film dewasa [imagesource]
Tapi walaupun begitu, tetap ada saja yang berbuat curang dan nekat memproduksi film dewasa tanpa sensor. Bisnis ilegal seperti ini biasanya dijalankan secara rahasia oleh para Yakuza.

Itulah beberapa fakta yang ada di balik pembuatan film dewasa di Jepang. Walaupun industri film ini menjamur di Jepang, tentu kita harus sadar bahwa menonton film dewasa juga ada aturan dan konsekwensinya. Apalagi jika yang menonton bukanlah orang yang tepat seperti anak dibawah umur. Bagaimanapun, bila tidak memiliki aturan dan norma yang kuat, serta konsistensi pribadi untuk melakukannya, sebaiknya tidak sembarangan ‘mengonsumsi’ film-film dewasa ini.

Boombastis
Kalau suka, tolong klik "like/suka" di bawah ini:
Kalau suka, share artikel ini: