Astaga, Ada Klub Khusus di Jepang Mengintip Anak SMA Tanpa Busana

Kalau suka, share artikel ini:
Narayana 734 - Ada permintaan ada penawaran. Hukum ekonomi biasa. Walau sudah digerebek polisi berkali-kali, sampai kini masih ada saja acara mengintip anak SMA telanjang di Jepang. Setidaknya itu yang dilaporkan hasil penelitian majalah mingguan Spa! Jepang baru-baru ini dan dikutip Tribunnews.com, Selasa (15/1/2013).
Contoh Joshi Kosei (JK), melakukan costume play (cosplay) dengan pakaian sekolahnya melayani tamu.
Klub Joshi Kosei (JK), adalah klub yang mempekerjakan anak-anak SMA yang mencari uang dengan mempertontonkan seluruh tubuhnya, sangat populer di Jepang karena citranya anak gadis yang masih perawan, masih segar, belum dewasa (20 tahun). Tetapi di lain pihak jelas-jelas melanggar UU Tenaga Kerja di Jepang yang melarang mempekerjakan usia di bawah 20 tahun di klub demikian.

Akibatnya terjadi beberapa kali penggerebekan polisi, tahun lalu, misalnya di Shibuya Tokyo pada klub bernama club Gallery Shibuya. Sedikitnya 10 polisi menyerbu masuk menggeledah klub tersebut dan menanggap pemiliknya, serta menutup klub tersebut, Tetapi belakangan buka lagi yang melakukan hal yang serupa pula.

Kebanyakan klub mengintip (peeping) berada di daerah Shibuya, Shinjuku, Edogawa, dan wilayah Chiyoda yang banyak menyajikan joshi kosei (biasa dikenal dengan singkatan JK)

Di klub JK tersebut tamu boleh melakukan sketch atau shasei, dengan membayar semurahnya 7.000 yen atau sekitar Rp 759 ribu (kurs Rp 108 per yen), tidak menyentuh hanya melihat anak SMA itu satu per satu melucuti pakaian dari tubuhnya. Lalu si penonton biasanya melakukan onani sambil melihat hal tersebut, karena "gadis-gadis" tersebut juga seolah melakukan hal sama guna merangsang tamu yang melihatnya.

Penggerebekan lain di Club O,  yang baru buka Oktober tahun lalu, pintu Utara stasiun Ikebukuro. Tapi kini melakukan hal yang sama lagi. Sebuah ruangan dilengkapi dengan kaca-kaca pantulan untuk melihat anak-anak SMA beraksi melepaskan pakaiannya. Tamu pun boleh berbicara dan melihat sambil makan makanan kecil.

Lalu perlahan-lahan sang "gadis" melepaskan kancing bajunya dan membuat seolah dirinya merangsang sehingga tamu pun dapat menghayalkan erotisme sendiri. Untuk semua kepuasan itulah sang tamu harus mengeluarkan biaya sedikitnya 7.000 yen. Setelah itu apabila ingin tambah sana sini, apalagi melakukan hubungan seks, bisa mencapai sekitar 50.000 yen (Rp 5,4 juta). Namun biasanya hal itu tidak dilakukan di sana. Dilakukan di luar dengan perantaraan manajer klub yang bersangkutan.

Anak-anak SMA Jepang yang melakukan JK biasanya uangnya untuk membeli perhiasan cantik, tas brand mahal, jam tangan mahal dan kemegahan lain. Berusaha lebih hebat lebih cantik dari gadis lainnya, satu bentuk persaingan yang sangat ketat antara gadis-gadis SMA di Jepang sampai mau menjual dirinya sendiri karena tahu saat SMA adalah harga termahal yang dicari om-om senang di Jepang. (TRIBUNNEWS.COM)
Kalau suka, tolong klik "like/suka" di bawah ini:
Kalau suka, share artikel ini: