Ngeo Boon Lin sudah menulis banyak buku soal gay dan isu-isu lain dengan nama Ouyang Wen Feng. Ia mengadakan upacara pernikahan Cina tradisional secara tertutup di sebuah restoran di Kuala Lumpur, Sabtu (4/8) lalu.
"Saya ingin menginspirasi banyak orang untuk berbicara jujur dan membela hak-hak kami," katanya pada AFP.
Ngeo menikahi partnernya, seorang produser musikal Broadway keturunan Afrika-Amerika bernama Phineas Newborn III, tahun 2011 lalu di New York, tempat tinggal mereka.
Homoseksualitas masih menjadi isu tabu di Malaysia -- sodomi bisa dihukum 20 tahun penjara -- dan Ngeo mendapat kritik keras dari figur Islam dan Kristen saat pertama kali mengumumkan rencana pernikahannya.
Ngeo mengatakan bahwa ia merasa penting untuk mengadakan pesta pernikahan di Malaysia untuk menunjukkan bahwa kelompok gay tidak bisa ditakuti.
"Jawabannya sederhana, kita tidak boleh mengancam satu sama lain dan saya harus menunjukkan bahwa orang tidak suka diancam," kata Ngeo, 42, dalam komentar lewat email yang dikirim ke AFP dari tempat bulan madu mereka di Vietnam.
Menurut Ngeo, jamuan pesta itu dihadiri oleh 250 teman dari Malaysia dan luar negeri. Mereka tidak mengalami halangan dalam mengatur pesta tersebut.
Ngeo berencana kembali ke Malaysia akhir pekan ini sebelum kembali ke New York akhir bulan ini.
Ia pernah mengalami kemarahan dan ancaman saat pertama membuka gereja yang menerima buat kelompok gay di luar Kuala Lumpur pada 2007.
Ia rutin kembali ke Malaysia dan kawasan Asia untuk mempromosikan kesadaran gay.
Tokoh keagamaan berpengaruh di Malaysia dan tokoh politik konservatif tetap keras menolak perkembangan komunitas gay di negara tersebut.
Tahun lalu, aparat melarang festival tahunan bertema gay yang menampilkan film-film, konser, forum, sementara sebuah badan keagamaan besar pada 2008 mengeluarkan fatwa melarang seks lesbian.
Setelah Ngeo mengumumkan rencana pernikahannya tahun lalu, Menteri Urusan Islam Jamil Khir Baharom menyatakan pernikahan sesama jenis sebagai "ekstremisme yang...akan menimbulkan masalah sosial."
Pejabat negara dan pemimpin Kristen juga mengutuk rencana pernikahan Ngeo.
Menurut Ngeo, kelompok gay tidak boleh membiarkan sesuatu "membuat kita ketakutan sampai-sampai bungkam".
"Kita seharusnya jangan berpikir pendek dan takut dengan reaksi kemarahan...Kita tidak boleh menyerah pada ketakutan!" katanya lagi lewat email. (afp.com)
"Jawabannya sederhana, kita tidak boleh mengancam satu sama lain dan saya harus menunjukkan bahwa orang tidak suka diancam," kata Ngeo, 42, dalam komentar lewat email yang dikirim ke AFP dari tempat bulan madu mereka di Vietnam.
Menurut Ngeo, jamuan pesta itu dihadiri oleh 250 teman dari Malaysia dan luar negeri. Mereka tidak mengalami halangan dalam mengatur pesta tersebut.
Ngeo berencana kembali ke Malaysia akhir pekan ini sebelum kembali ke New York akhir bulan ini.
Ia pernah mengalami kemarahan dan ancaman saat pertama membuka gereja yang menerima buat kelompok gay di luar Kuala Lumpur pada 2007.
Ia rutin kembali ke Malaysia dan kawasan Asia untuk mempromosikan kesadaran gay.
Tokoh keagamaan berpengaruh di Malaysia dan tokoh politik konservatif tetap keras menolak perkembangan komunitas gay di negara tersebut.
Tahun lalu, aparat melarang festival tahunan bertema gay yang menampilkan film-film, konser, forum, sementara sebuah badan keagamaan besar pada 2008 mengeluarkan fatwa melarang seks lesbian.
Setelah Ngeo mengumumkan rencana pernikahannya tahun lalu, Menteri Urusan Islam Jamil Khir Baharom menyatakan pernikahan sesama jenis sebagai "ekstremisme yang...akan menimbulkan masalah sosial."
Pejabat negara dan pemimpin Kristen juga mengutuk rencana pernikahan Ngeo.
Menurut Ngeo, kelompok gay tidak boleh membiarkan sesuatu "membuat kita ketakutan sampai-sampai bungkam".
"Kita seharusnya jangan berpikir pendek dan takut dengan reaksi kemarahan...Kita tidak boleh menyerah pada ketakutan!" katanya lagi lewat email. (afp.com)
Kalau suka, tolong klik "like/suka" di bawah ini: