Narayana 734 - Cara menulis dan mengirim SMS ternyata bisa digunakan sebagai alat
penting mendeteksi risiko stroke fatal. Peneliti menemukan bahwa
penulisan pesan singkat yang kacau bisa menunjukkan risiko stroke,
bahkan jika orang tersebut bisa berbicara dan menulis dengan normal.
Peneliti dari Henry Ford Hospital, Detroit menemukan ini setelah
mengamati kasus pria berusia 40 tahun yang dicurigai memiliki stroke.
Pria ini bisa berbicara dan menulis dengan normal, namun tak bisa
mengetahui bahwa pesan yang dikirimkan kacau.
Pria ini tak memiliki masalah bahkan ketika melewati tes bahasa
seperti berbicara, membaca, dan menulis. Meski begitu, ketika dia
mengirim pesan, dia mengirim kalimat yang kacau dan tak bisa
menyadarinya.
Meski hanya menunjukkan sedikit ketidaksimetrisan pada bagian wajah
tanpa pertanda lainnya, dokter berhasil menemukan bahwa pria ini
mengalami stroke akut setelah menemukan sumbatan aliran darah pada otak.
Pria ini mengirim pesan pada istrinya sebelum berangkat ke rumah
sakit. Teks yang dikirimkannya sangat acak, bahkan tak bisa disebut
sebagai kalimat, seperti dilansir oleh Daily Mail (14/03).
Hal ini menunjukkan pada peneliti bahwa mengirim pesan bisa
menunjukkan bahwa menulis SMS bisa dijadikan cara untuk mendeteksi
adanya risiko stroke fatal. (merdeka.com)