Narayana 734 - Bukan hanya karena makanannya terlalu jelek atau tidak enak, ternyata
koki atau chef juga bisa diprotes jika masakannya terlalu enak, walah.
Keputusan pengurus kota untuk menurunkan kualitas masakan dari seorang
juru masak berbakat di sebuah sekolah telah mengundang protes para siswa
dan orang tua murid. Sebuah sekolah di Falun, Swedia, terkenal karena
menu makan siangnya yang lezat dan segar. Semua berkat kepandaian
memasak dari Annika Eriksson, juru masak kantin di sekolah tersebut.
Masakan Eriksson memang spesial. Ia lebih suka memanggang rotinya
sendiri daripada menggunakan roti jadi dari supermarket. Sebagai
pendamping masakan berprotein seperti ayam, udang, dan sapi, Eriksson
juga menyediakan banyak pilihan sayur-mayur agar semua murid dapat
memilih sayur mana yang mereka suka.
Namun semua kekreatifitasannya itu ternyata tidak dapat diterima oleh
semua orang. Pengurus kota setempat belum lama ini mengajukan protes
agar kualitas masakan di sekolah tempat Eriksson bekerja dapat
dikurangi. Alasannya cukup menggelikan, yaitu agar anak di sekolah lain
tidak merasa iri karena tidak berkesempatan mendapatkan makan siang
seenak masakan Eriksson. Menurut mereka hal ini "tidak adil".
Pengawas diet dari sekolah Eriksson, Katarina Lindberg, menerima aduan
protes tersebut dan menjawab bahwa dirinya akan memastikan agar kualitas
masakan di sekolah itu menjadi setara dengan kualitas masakan di
sekolah lainnya. Setelah itu, hidangan sayur-mayur di kantin akan
dikurangi setengahnya dan roti segar panggangan Eriksson akan segera
diganti dengan roti dari toko.
Jawaban tersebut segera mengundang kemarahan para siswa dan orang tua
murid. Mereka menganggap kebijakan dari pengurus kota itu adalah sesuatu
yang "tak berkenan". Para murid di kelas empat kemudian meluncurkan
sebuah petisi agar kebijakan ini segera dicabut dan Eriksson dapat
mencurahkan seluruh semangat memasaknya seperti dulu lagi.(unikbaca)